Ubaid Ibn Syaryah al-Jurhumi merupakan seorang ahli sejarah dan geografi pada masa pra Islam dan masa Islam. Ubaid telah diperkirakan hidup selama 300 tahun lamanya, menurut apa yg telah ditulis oleh Badri Yatim. Sehingga ubaid telah hidup di dua masa yakni masa pra Islam dan masa Islam.
Ubaid termasuk penduduk Shana'ah yg terdapat didalam suatu riwayat, atau diriwayat lain yg mengatakan bahwa berasal dari penduduk Raqqah.
Pada awalnya Ubaid belum begitu terkenal, menurut Ibn Hasyim dikutip dari Badri Yatim bahwa dia tidak dianggap di negerinya. Ubaid baru terkenal ketika diminta oleh Muawiyah untuk menjadi periwayat kisah-kisah masa lalu. Namun sebelum itu, Ubaid telah dikenal dikalangan warga sebagai ahli kisah dan cerita. Sehingga Muawiyah pun terketuk untuk menjadikannya sebagai ahli sejarah yg dihormati dan telah dianggap pakar sejarah dunia hingga sekarang.
Sejak masa pemerintahan muawiyah, Ubaid bahkan dianggap sebagai pembesar kerajaan dan sejarahnya yg sempat ditulis dalam al-Tijan bin Muluk Himyar wa Yaman (Mahkota Raja-Raja Himyar dan Yaman) oleh sejarawan Islam Ibn Hisyam.
Adapun kitab-kitab yg dinisbahkan kepada Ubaid seperti Kitab al-Amtsal dan Kitab Muluk wa Akhbar al-Madhin. Kitab ini dijadikan lampiran dalam kitab at-Tijan fi Muluk Himyar sebagaimana sejarahnya yg sempat ditulis. Kitab tersebut diterbitkan di Hyderabad India dengan judul Akhbar Ubaid ibn Syaryah al-Jhurumi fi Akhbar al Yaman wa Asy'Ariha wa Anasabiha. Kitab tersebut ditulis dengan metode yg biasa digunakan untuk meriwayatkan kisah-kisah dan peristiwa bersejarah di Arab. Kitab ini berisi bait dan syair-syair dalam jumlah banyak yg ditulis dalam bahasa suku Ad, Tsamud, Lukman, Thasam, Juddais dan Thubba' yg dimana dalam kitab ini memuat kisah-kisah israiliyat dan legenda rakyat. Dengan kata lain kitab tersebut memuat informasi sederhana yg sangat jauh dari sikap kritis. Selain itu, juga sarat dan pemaparan dari cerita dan kisah sesuai dengan tingkat pemahaman manusia pada kala itu yg hobi terhadap cerita-cerita masa lalu.
Karya Ubai "Al-Muluk wa Akhbar al-Madhin" mencapai reputasi tinggi yg dicari disetiap tempat. Naskahnya tersebar luas sehingga naskah tersebut berbeda-beda, hingga membuat pembaca sulit membedakan antara dua naskah yg serupa. Al-Hamdani pernah mengutip sebagian informasi yg dinisbahkan kepada ubaid. Hal tersebut bertujuan sebagai pembanding untuk mencocokkan naskah yg telah tercetak dengan naskah aslinya. Dengan cara tersebut dapat diketahui letak persamaan dan perbedaannya serta kualitasnya.
Karakter yg diciptakan Ubaid dalam karyanya adalah percakapan, kisah-kisah fiktif dan cerita-cerita masa lalu yg dipenuhi israiliyat. Selain itu terdapat sejumlah bait syair yg ditengarai sebagai gubahan para tubba' dan tokoh lainnya disertai qhasidah-qhasidah panjang. Dengan keberadaan syair-syair tersebut menggugah perhatian para peneliti sejarah untuk menelusuri periode kemunculannya sekaligus pengaruh terhadap pola pikir masyarakat saat itu.
Sumber :
http://skyfiled.blogspot.com/2015/04/tiga-penulisan-historiografi-sejarah.html?m=1
Ali Jawwad.2018.Sejarah Arab sebelum Islam.Jakarta: Pustaka Alvabet
Ubaid termasuk penduduk Shana'ah yg terdapat didalam suatu riwayat, atau diriwayat lain yg mengatakan bahwa berasal dari penduduk Raqqah.
Pada awalnya Ubaid belum begitu terkenal, menurut Ibn Hasyim dikutip dari Badri Yatim bahwa dia tidak dianggap di negerinya. Ubaid baru terkenal ketika diminta oleh Muawiyah untuk menjadi periwayat kisah-kisah masa lalu. Namun sebelum itu, Ubaid telah dikenal dikalangan warga sebagai ahli kisah dan cerita. Sehingga Muawiyah pun terketuk untuk menjadikannya sebagai ahli sejarah yg dihormati dan telah dianggap pakar sejarah dunia hingga sekarang.
Sejak masa pemerintahan muawiyah, Ubaid bahkan dianggap sebagai pembesar kerajaan dan sejarahnya yg sempat ditulis dalam al-Tijan bin Muluk Himyar wa Yaman (Mahkota Raja-Raja Himyar dan Yaman) oleh sejarawan Islam Ibn Hisyam.
Adapun kitab-kitab yg dinisbahkan kepada Ubaid seperti Kitab al-Amtsal dan Kitab Muluk wa Akhbar al-Madhin. Kitab ini dijadikan lampiran dalam kitab at-Tijan fi Muluk Himyar sebagaimana sejarahnya yg sempat ditulis. Kitab tersebut diterbitkan di Hyderabad India dengan judul Akhbar Ubaid ibn Syaryah al-Jhurumi fi Akhbar al Yaman wa Asy'Ariha wa Anasabiha. Kitab tersebut ditulis dengan metode yg biasa digunakan untuk meriwayatkan kisah-kisah dan peristiwa bersejarah di Arab. Kitab ini berisi bait dan syair-syair dalam jumlah banyak yg ditulis dalam bahasa suku Ad, Tsamud, Lukman, Thasam, Juddais dan Thubba' yg dimana dalam kitab ini memuat kisah-kisah israiliyat dan legenda rakyat. Dengan kata lain kitab tersebut memuat informasi sederhana yg sangat jauh dari sikap kritis. Selain itu, juga sarat dan pemaparan dari cerita dan kisah sesuai dengan tingkat pemahaman manusia pada kala itu yg hobi terhadap cerita-cerita masa lalu.
Karya Ubai "Al-Muluk wa Akhbar al-Madhin" mencapai reputasi tinggi yg dicari disetiap tempat. Naskahnya tersebar luas sehingga naskah tersebut berbeda-beda, hingga membuat pembaca sulit membedakan antara dua naskah yg serupa. Al-Hamdani pernah mengutip sebagian informasi yg dinisbahkan kepada ubaid. Hal tersebut bertujuan sebagai pembanding untuk mencocokkan naskah yg telah tercetak dengan naskah aslinya. Dengan cara tersebut dapat diketahui letak persamaan dan perbedaannya serta kualitasnya.
Karakter yg diciptakan Ubaid dalam karyanya adalah percakapan, kisah-kisah fiktif dan cerita-cerita masa lalu yg dipenuhi israiliyat. Selain itu terdapat sejumlah bait syair yg ditengarai sebagai gubahan para tubba' dan tokoh lainnya disertai qhasidah-qhasidah panjang. Dengan keberadaan syair-syair tersebut menggugah perhatian para peneliti sejarah untuk menelusuri periode kemunculannya sekaligus pengaruh terhadap pola pikir masyarakat saat itu.
Sumber :
http://skyfiled.blogspot.com/2015/04/tiga-penulisan-historiografi-sejarah.html?m=1
Ali Jawwad.2018.Sejarah Arab sebelum Islam.Jakarta: Pustaka Alvabet
Komentar
Posting Komentar